INDOINFONEWSONLINE — Nama Satria Arta Kumbara, eks
prajurit Korps Marinir TNI Angkatan Laut, belakangan ini ramai diperbincangkan.
Pria yang diketahui berasal dari Ambarawa, Kabupaten Semarang, itu kini tengah
menjadi sorotan setelah muncul dalam video permohonan pulang ke Tanah Air usai
terlibat sebagai tentara bayaran dalam konflik Rusia-Ukraina.
Dalam
tayangan video yang beredar di media sosial, Satria menyampaikan penyesalan
mendalam atas keputusannya bergabung dengan militer asing. Ia mengaku tidak
menyadari bahwa tindakannya tersebut berpotensi membuat status
kewarganegaraannya sebagai WNI dicabut. Lewat video tersebut, ia juga memohon
kepada Presiden Prabowo Subianto dan pejabat tinggi negara lainnya untuk diberi
kesempatan kembali ke Indonesia.
“Saya
benar-benar tidak tahu bahwa kontrak yang saya tandatangani bisa berdampak pada
status kewarganegaraan saya. Saya hanya ingin mencari penghidupan,” ungkapnya
dalam video berdurasi dua menit itu.
Masa Kecil
dan Pendidikan di Ambarawa
Satria Arta
dikenal warga Ambarawa sebagai sosok yang mudah bergaul sejak kecil. Ia tumbuh
besar di kawasan Kupang Dukuh, Kelurahan Kupang, Kecamatan Ambarawa. Salah
seorang teman semasa kecilnya, Bangun Prihanto, menyampaikan bahwa Satria
merupakan anak yang aktif dan sudah memiliki cita-cita menjadi tentara sejak
usia dini.
Mereka pernah
bersama-sama mengenyam pendidikan di TK Virgo, lalu lanjut ke SDN Kupang 01.
Setelah itu, Satria melanjutkan sekolah di SMPN 2 Ambarawa dan kemudian
meneruskan ke SMK Dr. Tjipto Tambakboyo, mengambil jurusan Otomotif.
Kepala SMK
Dr. Tjipto, Budi Raharjo, juga mengonfirmasi bahwa Satria merupakan alumni
sekolah tersebut dan lulus pada tahun ajaran 2004/2005. “Dari catatan yang ada,
dia anak yang biasa saja, tidak terlalu mencolok dalam prestasi. Tapi dia
menyelesaikan pendidikannya dengan baik,” ujar Budi saat ditemui di sekolahnya.
Karier
Militer dan Keputusan Kontroversial
Setelah lulus
SMK, Satria masuk pendidikan militer dan bergabung dengan Korps Marinir TNI AL.
Ia sempat berdinas di wilayah Jakarta Selatan. Namun, karier militernya
berakhir setelah dinyatakan desersi pada pertengahan 2022 dan resmi
diberhentikan melalui putusan pengadilan militer setahun kemudian.
Pasca
pemecatan, Satria diketahui berangkat ke Rusia dan bergabung dengan pasukan
tempur di sana. Keputusan inilah yang kini menjadi bumerang baginya. Status
WNI-nya tercabut akibat pengabdiannya pada militer asing, dan ia kini berharap
pemerintah Indonesia membuka pintu pulang baginya.
Seruan
untuk Presiden
Dalam video
permohonan yang beredar luas, Satria tidak hanya mengungkap penyesalan tetapi
juga menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat Indonesia. Ia menyatakan
bahwa langkahnya bergabung sebagai tentara bayaran semata-mata karena dorongan
ekonomi.
Kini, ia
menggantungkan harapannya kepada Presiden Prabowo, Wakil Presiden Gibran
Rakabuming, serta jajaran Kementerian Luar Negeri, agar dirinya diberikan
kesempatan kedua.
“Saya ingin
kembali dan memperbaiki kesalahan. Indonesia adalah rumah saya,” tuturnya
dengan nada haru.